Badai Pasti Berlalu
“Bis,
thanks yah dah care sama gue. Loe emang cowok paling pengertian yang pernah gue
kenal.” Ucap Wian saat Bisma member surprise candlelight dinner dihari ultah
Wian yang ke-17 tahun.
“ Apa
sih yang nggak buat kamu? Kalau bukan gue yang care sama loe, terus siapa lagi
saying?” Kata Bisma sambil memainkan sendok di piringnya.
Malam
itu, Wian dan Bisma menghabiskan waktu bersama. Pasangan kekasih yang sedang
dimabuk asmara itu memadu kasih diantara bunga-bunga di taman. Bisma memang cowok
romantic yang bias membuat Wian merasa nyaman di sampingnya. “ Semoga kita selalu bersama ya Bis, gue saying sama loe. Tulus dari dalam hati
gue.” Doa Wian dalam hatinya.
Tiba-tiba,
HP Bisma bunyi. Ada orang yang menelepon. Cepat –cepat Bisma mengambil HP dan
agak menjauh dari Wian.
“Bentar
yah say, mama telfon.” Samar-samar Wian bias mendengar apa yang dikatakan Bisma
di telepon.
“Iya
hallo, ohh udah mau pulang ya? Apa? Minta jemput? Dimana? Iya dech, tapi entar
agak lama ya, mungkin 15 menit baru sampai. Ok, bye.” Klik,…. HP Bisma langsung
dimasukin ke kantong.
“ Say,
mama minta jemput. Gue anterin loe pulang dulu yah?”
“ Gue
ikut loe jemput mama aja, boleh nggak?”
“ Sorry
say, kayaknya nggak bias dech. Emosi mama lagi labil.”
“ Oh,
ya udah dech kalau gitu.”
Bisma
pun mengantar wian sampai ke rumah. Di dalam mobil, Bisma tak henti-hentinya
cerita tentang dirinya dan keluarganya. Dan seperti biasa, Wian jadi pendengar setianya. Sesekali
menanggapi pertanyaan Bisma yang kadang agak aneh dan tidak logis untuk
dijawab.
“Eeiiittttssssssss,,……….
Bis,. Stop!! Udah samapai.!!”
Bismapun
mendadak mengerem dan hamper saja Wian terlempar ke depan. “Sorry, gue lupa.
Loe nggak apa-apa kan?”
“ Iya
gue nggak apa-apa. Lain kali hati-hati yah. Bye!”
“Ok dech,
bye.” Bisma pun melajukan mobilnya untuk menjemput sang mama.
@_@
Malam
itu Wian tak bias tidur. Entah kenapa perasaannya benar-benar tak enak. Diapun
keluar ke balkon dan seperti biasa, menatap bintang untuk menenangkan hatinya.
Tapi sekarang hamper satu jam , hatinya tetap saja gelisah. Lalu Wian memutukan
untuk kr coffeeShop langganannya.
“Mas,
seperti biasa yah, di meja yang itu.” Kata Wian sambil menunjuk meja yang
paling dekat dengan jendela. Tempat favorit Wian menghilangkan gelisah di
hatinya. Benar saja. Baru sebentar Wian sudah hamper melupakan kegelisahannya.
Matanya menyapu seluruh sudut coffeeshop ini.
Malam
ini tidak terlalu ramai pengunjung. Hanya lima meja yang diisi pengunjung.
Semuanya pasangan laki-laki dan perempuan. Mungkin mereka pasangan kekasih,
seperti dia dan Bisma. “Ah Bis, gue kangen sama loe. Andai aja loe disini,
pasti gue nggak bakal kesepian gini.” Ratap Wian dalam hati.
Pandangan
Wian berhenti di meja nomor 4 di samping mejanya. Dia melihat Samantha Smith,
teman sekelasnya., sedang menikmati cappuccino
bersama seorang cowok. Dia tidak menyadari keberadaan wian. Wian terus
mengamati mereka. Dia ingin tahu siapa cowok itu. Dari gayanya sih sepertinya
wian kenal. Tapi siapa”
Karena
tak tahan dengan rasa penasarannya, Wian pun menghampiri Samantha. “Hai
Samantha!” teriak Wian sebelum sampai di meja mereka.
“ Eh
Wian, kebetulan loe disini. Gue mau kenalin pacar baru gue. Sini dech.” Ajak
Samantha dengan nada centilnya. “ Ima kenalin, ini Wian, temen sekelas gue.
Wian, dia Bisma, pacar baru gue.”
“elo?”
Wian dan Bisma hamper bersamaan.
“ Jadi
dia mama loe? Masih muda juga yah!” Wian berkata sambil menahan amarahnya.
“ gue….
Gue bisa jelasin!”
“jadi
kalian berdua udah saling kenal ya?” ucap Samantha.
“ gue
bukan Cuma kenal dia sam.” Wian masih berusaha menahan air matanya. “Bis, kalau
loe udah bosen dan nggak suka lagi sama gue, loe tinggal bilang aja sama gue.
Nggak gini caranya! Selamat yah, loe udah berhasil hancurin hati gue!”
“Wian,
sorry, gue nggak tega sama loe.sekarang hati gue udah pindah buat Samantha.,
gue minta maaf. Gue nggak berani jujur sama loe. Sekarang gue cinta sama Samantha.
Loe itu gadis yang baik wian. Gue yakin loe bisa dapetin yang lebih baik dari
gue.”
‘ok,
sekarang kita putus. Selamat ntuk kalian berdua! Gue emang bisa dapetin yang
jauh lebih baik dari elo bis, tapi gue ragu apa ge bisa sayang sama dia seperti
sayang gue buat loe!”
Wianpun
segera keluar dari coffeeshop sebelum air mata meleleh ke pipinya. Dia berlari pulang dan langsung mengunci
pintu kamar. Wian menangis sejadi jadinya. Dia sudah terlanjur sayang sama
Bisma, tapi ternyata Bisma lebih pilih Samantha daripada dirinya.
Selama hampir
satu minggu , Wian masih menyimpan rasa sakit hati itu. Pagi ini, Wian
iseng-iseng berkunjung ke perpustakaan sekolah. Dia tertarik dengan buku yang
berjudul “Putus Satu Tumbuh Seribu”. Dia meminjamnya dan membacanya di rumah.
Dalam buku
itu dijelaskan, bahwa cinta tak harus memiliki. Cinta butuh pengorbanan. Meskipun
harus melepaskan orang yang kita cintai,kita harus rela. Karena mungkin dia
akan bahagia tanpa kita. Buku ini benar-benar bermanfaat untuk Wian. Apalagi saat
Wian patah hati seperti sekarang. Buku ini menumbuhkan semangat baru bagi Wian.
@_@
Sore
itu, Wian jalan-jalan di taman seorang diri, karena dia berjalan sambil
melamun, sampai akhirnya . . . . . . . . .
Dukkk!!
“aawwww!!”
Teriak Wian.
“Sorry,
gue nggak sengaja.” Diapun membantu Wian untuk berdiri. “ Wian, sorry.”
“Bisma? Iya nggak apa-apa kok.Eh, hai Samantha.
Lagi jalan-jalan sama bisma ya?”
“Iya,
gue lagi jalan-jalan sama bisma.” Samantha terlihat gugup saat bertatapan
dengan Wian. Wian dapat membaca matanya.
Samantha,
loe jangan merasa bersalah gitu lahh. Gue udah ikhlasin bisma sama loe kok. Ya
kan Bis.?”
“Eh,
iya…. Loe serius Wian?” ucap Bisma gelagapan gak percaya.
“Dua
rius malah. Hahaha….. ya udah gue duluan ya Bis, sam. Gue mau pulang. Semoga
kalian bahagia.”
“
Thanks Wian!” Ucap mereka bersamaan.
Hati Wian sudah lega setelah
pertemuan mereka. Dia sudah bisa melupakan sakit hatinya dan merelakan Bisma
meraih kebahagiaannya. Meskipun tanpa Wian. Malamnya, Wianpun bisa tidur
nyenyak dan bermimpi yang indah. Setiap masalah tak akan selesai jika dihadapi
dengan perasaan. Setiap masalah pasti ada jalan keluar. Badai pasti juga akan
berlalu. Wian telah siap menjemput kebahagiaannya, dan menyambut hari esok yang
cerah bersama sang surya.